Friday, January 29, 2016

LEUWI LIEUK DAN LEUWI CEPEUT

Leuwi Lieuk dan Leuwi Cepeut adalah salah satu destinasi wisata alam yang berada di Kampung Wangun Cileugsi, Desa Karang Tengah, Kec. Babakan Madang, Kab. Bogor. Tujuan wisata alam ini memang baru dikenal beberapa bulan terakhir dari seorang traveler yang mengenalkan lokasi ini di sebuah komunitas pecinta alam. Sebelumnya di daerah ini terlebih dahulu dikenal dengan Leuwi Hejo namun Leuwi Lieuk dan Leuwi Cepeut baru dikenal namanya. Leuwi yang dalam bahasa Sunda yang berarti bagian terdalam sungai atau bisa diartikan juga aliran dalam sungai.

Leuwi Cepeut berupa sebuah kolam alami yang dilewati arus sungai yang diapit dengan dua tebing tinggi. Airnya jernih dengan kedalam kurang lebih 1 sampai 2 meter.


Leuwi Cepeut



Leuwi Lieuk berada di atas lokasi Leuwi Cepeut. Leuwi Lieuk masih berasal dari satu arus sungai dengan Luewi Cepeut. Tidak berbeda jauh seperti Leuwi Cepeut, Leuwi Lieuk seperti sebuah kolam dengan air jernih namum lebih besar dari Leuwi Cepeut. Ada beberapa tempat untung melakukan lompatan di sini.


Leuwi Lieuk

Leuwi Lieuk dan Leuwi Cepeut ini memiliki potensi wisata. Menurut Mariotti dalam Yoeti (1983), potensi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut (1983). Menurut Gamal Suwantoro (1997) dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Pariwisata”, pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang dimiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan. Kelayakan tersebut antara lain kelayakan finansial, kelayakan sosial ekonomi regional, dan kelayakan lingkungan termasuk kelayakan kondisi fisik objek wisatanya.

Leuwi Lieuk dan Leuwi Cepeut sendiri mempunyai daya tarik tersendiri bagi para pecinta alam maka sesuai dengan teori A. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985, daya tarik wisata atau tourist attraction, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu, dan menurut Nyoman S. Pendit dalam bukunya “ Ilmu Pariwisata” tahun 1994 mendefiniskan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.

Dalam UU. No 10 Tahun 2009 disebutkan, “Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa atraksi wisata merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan daya tarik bagi wisatawan dan merupakan alasan utama untuk mengunjungi tempat wisata, sesuai dengan teori A. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985, daya tarik wisata atau tourist attraction, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Dengan kata lain daya tarik wisata adalah objek wisata.

Daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintahan di bagi menjadi tiga macam, yaitu daya tarik wisata alam, daya tarik sosial budaya, dan daya tarik minat khusus. Leuwi Lieuk dan Luewi Cepeut termasuk ke dalam daya tarik wisata alam, karena merupakan sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Daya tarik wisata alam sendiri terbagi menjadi 4 kawasan, yaitu flora fauna, keunikan dan kekhasan ekosistem, gejala alam, dan budidaya sumber daya alam. Leuwi Lieuk dan Leuwi Cepeut ada di kawasan gejala alam dengan telaga sebagai objek pengembangan wisatanya.

Pengembangan wisata yang memiliki potensi ini harus menjadi perhatian pemerintah setempat. Untuk saat ini pengembangan wisata alam ini masih dilakukan oleh warga sekitar dan masih banyak yang perlu dikembangkan lagi. Leuwi Lieuk dan Leuwi Cepeut ini juga belum banyak didengar oleh orang karena penyebaran informasi tentang objek wisata alam ini masih hanya sebatas dari mulut kemulut dan dari media sosial dan pastinya masih perlu pengembangan lagi untuk melakukan promosi guna memaksimalkan potensi wisata ini.